Penyakit gula (diabetes) dan hipertensi adalah dua jenis penyakit kronis yang dapat memengaruhi fungsi seksual pada pria maupun wanita. Kedua kondisi tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan saraf di area genital, yang dapat memengaruhi gairah seksual, performa, dan kualitas hubungan seksual.
Fungsi seksual berkaitan dengan faktor neurologis (otak dan sistem saraf), psikologis, dan kinerja hormon. ketika fungsi seksual mengalami gangguan, maka bisa memengaruhi respons seksual, seperti gairah seksual atau orgasme. Hal tersebut berhubungan dengan pertambahan usia dan penurunan kondisi kesehatan, khususnya pada penderita diabetes dan hipertensi.
Hubungan antara penyakit gula dan hipertensi dengan pengaruh fungsi seksual
1. Penyakit gula (diabetes)
Diabetes mellitus atau penyakit gula adalah penyakit yang ditandai oleh kadar gula darah yang tinggi. Pada penderita diabetes, kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan saraf di seluruh tubuh, termasuk di area genital.Kerusakan pada pembuluh darah dapat menghambat aliran darah ke area genital, sementara kerusakan pada saraf dapat mengganggu persepsi sensorik dan motorik di area tersebut. Pria yang mengalami diabetes dapat mengalami gangguan fungsi seksual berupa disfungsi ereksi atau impotensi.
Impotensi dapat terjadi karena kerusakan pada pembuluh darah yang mengakibatkan kurangnya aliran darah ke penis, sehingga penis tidak dapat mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk berhubungan seksual.
Selain itu, kerusakan pada saraf dapat mengganggu kemampuan penis untuk merasakan rangsangan seksual, yang juga akan memengaruhi kemampuan untuk mencapai dan mempertahankan ereksi.
Wanita yang mengalami diabetes juga dapat mengalami disfungsi seksual. Tingginya kadar gula darah berisiko menyebabkan infeksi pada area genital. Hal ini bisa mengakibatkan rasa sakit dan ketidaknyamanan selama hubungan seksual. Diabetes juga mengganggu aliran darah ke area genital, sehingga penetrasi akan terasa tidak nyaman dan mengganggu orgasme.
2. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi yang ditandai dengan tekanan darah yang terus-menerus tinggi. Kondisi ini dapat memengaruhi kesehatan pembuluh darah dan organ tubuh lainnya. Tekanan darah yang terlalu tinggi bisa merusak pembuluh darah dan saraf di seluruh tubuh, termasuk di area genital.Pria yang mengalami hipertensi dapat mengalami disfungsi ereksi. Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di penis, sehingga menghambat aliran darah ke penis dan mengganggu kemampuan untuk mencapai dan mempertahankan ereksi yang cukup untuk berhubungan seksual.
Wanita yang mengalami hipertensi juga dapat mengalami disfungsi seksual. Tekanan darah yang tinggi dapat mengganggu aliran darah ke area genital, sehingga menyebabkan ketidaknyamanan selama penetrasi dan mengganggu orgasme. Selain itu, penggunaan obat-obatan untuk mengobati hipertensi dapat berpengaruh terhadap gairah seksual seseorang.
Langkah penanganan disfungsi seksual
Untuk mengatasi disfungsi seksual yang disebabkan oleh penyakit gula atau hipertensi, berikut langkah penanganan yang dapat dilakukan:a. Rutin cek kadar gula darah atau tekanan darah
Rutin melakukan pemeriksaan kadar gula darah atau hipertensi dapat membantu mengurangi risiko kerusakan pada pembuluh darah dan saraf di seluruh tubuh, termasuk di area genital. Penderita dapat memeriksakan diri secara teratur ke dokter dan menjalani pengobatan yang dianjurkan untuk menjaga kadar gula darah atau tekanan darah tetap stabil.b. Perubahan gaya hidup sehat
Menerapkan gaya hidup sehat dapat membantu mengurangi risiko terkena penyakit gula atau hipertensi, serta memperbaiki fungsi seksual. Beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain mengonsumsi makanan sehat, berolahraga secara teratur, mengurangi konsumsi minuman beralkohol, dan tidak merokok.c. Terapi hormon
Terapi hormon dapat digunakan untuk mengatasi disfungsi seksual yang disebabkan oleh penyakit gula atau hipertensi. Terapi ini bertujuan untuk mengembalikan kadar hormon yang normal dalam tubuh, sehingga fungsi seksual kembali meningkat.d. Obat-obatan
Pada beberapa kasus, dokter dapat meresepkan obat-obatan untuk mengatasi disfungsi seksual pada penderita penyakit gula atau hipertensi. Obat-obatan ini dapat membantu meningkatkan aliran darah ke area genital atau memperbaiki fungsi saraf yang rusak.e. Konseling atau terapi psikologis
Terkadang, disfungsi seksual pada penderita penyakit gula atau hipertensi dapat disebabkan oleh faktor psikologis, seperti kecemasan, depresi, atau stres. Untuk itu, konseling atau terapi psikologis mungkin diperlukan dalam membantu mengatasi masalah psikologis ini dan memperbaiki fungsi seksual.Penting untuk dicatat bahwa disfungsi seksual yang disebabkan oleh penyakit gula atau hipertensi dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang. Oleh karena itu, penderita perlu segera mencari bantuan medis dan mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah ini.